Pertemuan ADPMET (Asosiasi Dearah Penghasil Migas Dan Energi Terbarukan) dengan perusahaan-perusahaan Transisi Energi di KBRI Roma berlangsung pada 20 September 2023.
Ketua ADPMET Ridwan Kamil yang nantinya setelah serah terima jabatan dengan Ketua yang baru (Pj. Gubernur Jawa Barat Pak Bey Mahmudin) akan meneruskan kiprahnya menjabat sebagai Duta Energi Terbarukan ADPMET (hasil Rakernas Yogja 5 Juli 2023), pada Rabu 20 September 2023 jam 11:00 waktu Roma, memimpin pertemuan ADPMET dengan enam (6) pengusaha Italia yang bergerak di bidang Energi Terbarukan dan Transisi Energi, di ruang pertemuan KBRI Italia di Roma.
Para pengusaha Italia itu adalah Filippo d’Antoni dari Ansaldo Energia, Antonio Lucci dari Rina, Paolo Danesi dari Exergy, Cristiano Spillati dan David Armanini dari Limes Renewable Energy, dan Davina Mamprin dari Saipem.
Sementara itu, dari ADPMET Ketua Umum didampingi Sekjen Andang Bachtiar dan Kepala Sekretariat Taufan Modjo, beserta Staf Khusus Luar Negeri Ridwansyah Yusuf. Dari KBRI Roma, Ibu Erna Rheindrayani Koordinator Fungsi Ekonomi KBRI, ikut mendampingi.
Selama 15-20 menit pertama Ridwan Kamil menceritakan tentang keseriusan visi dan misi beliau terkait dengan transisi energi dan masa depan Indonesia 2030 (demografi bonus), dan 2050-2060 (net zero emission) baik sebagai politisi yang pernah memimpin 50 juta rakyat Jawa Barat maupun aktifis ADPMET yang memimpin 87 kepala daerah penghasil migas lainnya.
Empat modal utama yang ditonjolkan oleh Ridwan Kamil terkait dengan perhitungan Indonesia akan menjadi negara dengan tingkat ekonomi terkuat ke-4 dunia pada 2050 (sekarang posisi pada urutan ke-16), adalah:
Terkait dengan Energi Terbarukan itulah, maka ADPMET akan mencoba menjadi pelopor percepatan implementasi-nya dimulai dari daerah-daerah penghasil migas.
Pada giliran mereka bicara, para eksekutif Perusahaan-perusahaan Italia itu pada umumnya menyatakan masih sangat ingin untuk hadir di Indonesia, meskipun banyak kesulitan yang mereka hadapi dan bahkan ada yang baru saja menutup kantor perwakilannya setelah tujuh (7) tahun beroperasi disana, tanpa mendapatkan proyek apapun yang berarti untuk investasi.
Pada umumnya mereka menyayangkan ketidak seriusan pemerintah menuju energi terbarukan (ET), inkonsistensi, no Feed in Tariff untuk EBT, Subsidi untuk fossil fuel instead of ET, birokrasi yang panjang dan berbelit, dan PLN yang unnegotiable.
Ridwan Kamil menekankan: tekad ADPMET dibawah arahan beliau: jelas dan kuat, yaitu mempercepat transisi energi menuju energi terbarukan melalui gas! Semua yang menjadi sandungan dan hambatan selama ini akan diatasi dengan solusi tepat dalam waktu dekat terutama di rezim pemerintahan baru mendatang dimana kita semua mendorong adanya perubahan menuju ke yang lebih baik.
Rencana tindak lanjut dari pertemuan tersebut akan dikoordinasikan oleh Sekjen ADPMET Andang Bachtiar. Bahkan di bulan Oktober 2023 mendatang salah satu perusahaan Energi Terbarukan dari Italia tersebut sudah akan datang dan berkunjung ke kantor ADPMET di Jakarta untuk tindak-lanjutnya.
Pak Ketua Umum menawarkan kepada seluruh perusahaan Italia yang beroperasi dan akan beroperasi investasi di Indonesia untuk memakai jasa khusus dari Perusahaan-perusahaan “perantara” di Indonesia yang menggabungkan profesionalisme teknis, jaringan ke para pembuat kebijakan, dan ke BUMN/BUMD pelaku bisnis industri energi di Indonesia, melalui ADPMET.
Ini kesempatan yang luar biasa dan berbeda dari sebelum-sebelumnya, terutama karena semangat dan tekad baru yang dihadirkan oleh Ridwan Kamil dan ADPMET telah menimbulkan harapan baru dr industri energi Italia khususnya (dan investasi dr LN pada umumnya) untuk investasi di Indonesia.
Acara pertemuan dua setengah jam tersebut diakhiri dengan makan siang bersama di restoran Maroko dua blok dari KBRI sambil terus memerinci beberapa hal terkait dengan rencana-rencana tindaklanjut antara mereka dengan ADPMET.