Jakarta – Dewan Pakar ADPMET, Mohammad Sani mewakili Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET) menghadiri undangan Forum Migas Tempo 2025 yang diselenggarakan pada Rabu, 20 Agustus 2025, di Raffles Hotel, Jakarta. Forum tersebut mengangkat tema “Peran Pemerintah Daerah Dalam Mewujudkan Swasembada Energi Sektor Migas”.
Dalam Kesempatan tersebut, Mohammad Sani menyoroti berbagai tantangan besar yang dihadapi dalam pengelolaan sektor minyak dan gas (migas) nasional yang saat ini tengah mengalami tren penurunan produksi.
Menurutnya, kondisi lifting migas Indonesia yang belum mampu mencapai target satu juta barel per hari tidak bisa menjadi dasar untuk menyatakan swasembada energi.
“Jika ingin benar-benar menuju swasembada energi, target lifting harus disesuaikan dengan kebutuhan dalam negeri,” tegasnya.
Penurunan lifting ini, lanjutnya, secara langsung akan mempengaruhi Dana Bagi Hasil (DBH) migas dan berdampak pada penurunan kapasitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
“Produksi migas nasional yang terus menurun menunjukkan adanya masalah dalam pengelolaan migas di Indonesia. Padahal, tren global justru memperlihatkan peningkatan produksi. Karena itu perlu ada peran, penguatan, dan kontribusi besar dari BUMD serta pemerintah provinsi,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya persoalan alokasi gas. Hingga saat ini, belum ada alokasi khusus gas untuk pemerintah provinsi maupun BUMD, sehingga daerah mengalami kesulitan dalam mencari pasokan energi.
“Ini menjadi pekerjaan rumah kita di industri,” ujarnya.
Lebih jauh, ia menilai perluasan akses dan jangkauan pelayanan migas seharusnya juga diberikan kewenangan kepada BUMD, misalnya dalam pembangunan jaringan pipa gas.
“Mengapa semua harus terpusat? BUMD juga perlu diberi ruang untuk memperkuat layanan energi di daerah,” tambahnya.
Terkait Implementasi Penguatan transisi energi, Dewan Pakar ADPMET, Muhammad Sani menegaskan perlunya memanfaatkan PI 10 persen di wilayah kerja migas sebagai modal awal.
“Jika bisa dikelola dengan baik, ini akan menjadi sumber pendanaan untuk pengembangan energi baru dan terbarukan. Upaya ini akan terus kita dorong,” pungkasnya.