ADPMET News,
Jakarta – Perusahaan Listrik
Negara (PLN) mulai 2022 pastikan tidak ada kontrak baru untuk Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara. Hal ini sebagai upaya mendukung komitmen PLN
mencapai target karbon netral pada tahun 2060 dengan pembangkit listrik yang
bersumber dari energi bersih.
Dikutip dari laman PLN
dan ekonomi.bisnis.com, dijelaskan bahwa dalam skenario menuju netral
karbon, PLN akan mempensiunkan pembangkit fosil secara bertahap pada tahun 2025
dimulai dengan total kapasitas 1,1 gigawatt
(GW) yang akan digantikan dengan energi baru terbarukan (EBT). Selanjutnya pada tahun
2030 PLN mulai mempensiunkan PLTU subcritical.
“Kami menyiapkan peta jalan retirement (pensiun) PLTU batubara untuk mencapai karbon netral
pada 2060. Tahapan monetisasi PLTU batubara sebesar 50,1 GW hingga 2056 akan
dilaksanakan dan menggantinya dengan EBT secara bertahap,” kata Direktur Utama
PLN Zulkifli Zaini, dalam Investor Daily Summit 2021, 14 Juli 2021, dikutip
dari siaran pers PT. PLN.
PLN juga memiliki program Green
Booster melalui Cofiring yaitu substitusi sebagian batubara dengan biomasa dari
tanaman energy maupun pellet sampah. Inovasi ini akan dilakukan di 53 PLTU
eksisting PLN. Langkah ini tidak hanya meningkatkan bauran EBT, namun juga
dapat menjadi solusi permasalahan sampah dan menggerakan roda ekonomi daerah.
Selain itu, dikutip dari
ekonomi.bisnis.com, untuk menjaga keandalan sistem kelistrikan ke depan,
pembangkit listrik tenaga nukllir diperkirakan juga akan masuk ke dalam sistem
pada 2040, seiring dengan pengembangan teknologinya yang semakin aman.
Sumber : PLN dan ekonomi.bisnis.com