Follow Us :

Kementerian ESDM RI Buka Peluang Eksplorasi Migas Wilayah Indonesia Timur

Dipublikasikan pada : Jul 16 2021

ADPMET News, Jakarta – Pasca Tahun 2014, kegiatan eksplorasi di Indonesia mengalami penurunan yang sangat tajam, kegiatan eksplorasi seperti mati suri, hal ini disebabkan antara lain karena isu global yang mengakibatkan penurunan harga minyak dunia yang tidak sebanding dengan biaya produksi yang harus dikeluarkan.

Hal ini mengakibatkan pasokan kebutuhan energi di Indonesia menjadi terganggu. Di sisi lain, seiring dengan meningkatnya pembangunan, pertumbuhan penduduk, dan kondisi ekonomi yang membaik, maka kebutuhan energi semakin meningkat. Data Dewan Energi Nasional (DEN) menunjukkan bahwa kebutuhan energi Indonesia pada 2020 adalah sebesar 290 juta ton setara minyak (million ton oil equivalent/mtoe), meningkat dari posisi dua tahun lalu yang sebesar 185MTOE atau satu persen dari kebutuhan konsumsi dunia. Karenanya perlu banyak sumber energi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 

Guna mengantisipasi pemenuhan kebutuhan itu, Tim Eksplorasi ESDM Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat ini tengah fokus mengembangkan peluang eksplorasi migas di Indonesia Timur. Sebab, seperti kita ketahui bersama bahwa wilayah timur Indonesia memiliki cadangan migas signifikan yang berpotensi untuk dikembangkan. Dari data Tim Eksplorasi ESDM yang diterima Humas ADPMET tanggal 13 Juli 2021, menyebutkan usulan Team Pusat Survey Geologi (PSG), bahwa ada lima (5) area migas konvensional di wilayah Timur Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan meliputi: Blok Boka, Blok Atsy, Blok Agats Barat, Blok Arafura Selatan, dan Blok Selaru. Dan dua (2) blok non konvensional yaitu Blok Sumatera Tengah dan Kutai untuk migas konvensional.

Sayangnya, usulan terkait pengembangan eksplorasi di lima blok Wilayah Timur seperti disebutkan di atas tidak disarankan oleh tim ahli geologi senior (Regionalist). Tim Ahli Senior Geologi justru lebih mengusulkan eksplorasi ke daerah darat atau laut dangkal.

Untuk mencari minyak bumi di Indonesia Timur, offshore sekitar Papua (Arafura Selatan, Selaru, Boka dll),) jangan dulu, karena mostly gas prone, juga biaya yang mahal untuk pengeboran serta struktur geologi yang kompleks,” demikian keterangan tertulis Tim Eksplorasi ESDM seperti yang diterima Humas ADPMET.

Dalam keterangan tersebut juga disampaikan, hampir sebagian besar para ahli sepakat bahwa untuk mencari minyak bumi, disarankan ke arah darat atau laut dangkal, yaitu di sekitar Timor, Seram, Warim, Buton, Play yang sejenis dengan Cekungan Salawati, dengan perkiraan sumber daya minyak sebagai berikut: